Minggu, 22 Maret 2020

Islam dan Lingkungan Hidup

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Eksistensi Binatang

A . Pengertian Binatang

    Ada dua istilah yang digunakan oleh Al-Qur′an untuk menunjuk arti binatang; an‘ām dan dābbah.
-An‘ām adalah bentuk jamak dari kata na‘m yang mengandung makna dasar “keadaan yang baik/enak”. Yang seakar dengan kata ni‘mah. Al-Asfahānīmenjelaskan kata na‘m kemudian digunakan untuk menunjuk arti ‘unta’ karena binatang ini dianggap oleh masyarakat Arab sebagai simbol makanan yang paling enak. Dalam penggunaannya, kata an‘ām mencakup tidak hanya unta tetapi juga sapi, kambing, dan lain sebagainya.
-Dābbah berasal dari kata dabba yang menurut Ibnu Fāris berasal dari kata yang berakar dari huruf dal dan ba′ yang mengandung makna dasar “memiliki gerak lebih ringan (halus) dari berjalan.”  Kata ini terulang dalam Al-Qur′an sebanyak 18 kali, 14 kali dalam bentuk tunggal (dābbah) dan empat kali dalam bentuk jamak (ad-dawābb). Penggunaan kata tersebut dalam Al-Qur′an meliputi dua makna:

1. Hanya untuk hewan dan mencakup semua jenis hewan seperti dalam Surah al-An‘ām/6: 38.
Allah SWT berfirman:
وَمَا مِنْ دَآ بَّةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا طٰٓئِرٍ يَّطِيْرُ بِجَنَاحَيْهِ اِلَّاۤ اُمَمٌ اَمْثَا لُـكُمْ ۗ مَا فَرَّطْنَا فِى الْـكِتٰبِ مِنْ شَيْءٍ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ يُحْشَرُوْنَ
Artinya:
"Dan tidak ada seekor binatang pun yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat-umat (juga) seperti kamu. Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di dalam Kitab, kemudian kepada Tuhan mereka dikumpulkan." (QS. Al-An'am 6: Ayat 38)

2. Mencakup makna hewan dan manusia; hal ini terekam dalam Surah Hūd/11: 6.
Allah SWT berfirman:
وَمَا مِنْ دَاۤ بَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَ يَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْن
Artinya:
"Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz)." (QS. Hud 11: Ayat 6)


B. Jenis-jenis binatang yang disebutkan dalam Al-Qur'an

    Al-Qur′an menyebut nama-nama dari jenis aneka binatang. Al-Qur′an juga membuat pengelompokan berdasarkan cara mereka bergerak dan berjalan. Hal ini ditegaskan dalam Surah an-Nūr/24: 45:
Allah SWT berfirman:
وَا للّٰهُ خَلَقَ كُلَّ دَآ بَّةٍ مِّنْ مَّآءٍ ۚ فَمِنْهُمْ مَّنْ يَّمْشِيْ عَلٰى بَطْنِهٖ ۚ وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّمْشِيْ عَلٰى رِجْلَيْنِ وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّمْشِيْ عَلٰۤى اَرْبَعٍ ۗ يَخْلُقُ اللّٰهُ مَا يَشَآءُ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Artinya:
"Dan Allah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. An-Nur 24: Ayat 45)

    Pada ayat di atas, Allah mengarahkan perhatian manusia supaya memperhatikan hewan-hewan yang bermacam-macam jenis dan bentuknya. Dia telah menciptakan semua jenis hewan itu dari air. Ternyata memang air itulah yang menjadi pokok kehidupan hewan karena sebagian besar dari unsur-unsur yang terkandung dalam tubuhnya adalah air. Hewan tidak dapat bertahan hidup tanpa air. Di antara binatang-binatang itu ada yang melata, bergerak dan berjalan dengan perutnya seperti ular. Di antaranya ada yang berjalan dengan dua kaki dan ada pula yang berjalan dengan empat kaki, bahkan kita lihat pula di antara binatang-binatang itu yang banyak kakinya, tetapi tidak disebutkan dalam ayat ini karena Allah menerangkan bahwa Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya bukan saja binatang-binatang yang berkaki banyak tetapi mencakup semua binatang dengan berbagai macam bentuk. Masing-masing binatang itu diberinya naluri, anggota tubuh, dan alat-alat pertahanan agar ia dapat menjaga kelestarian hidupnya. Ahli-ahli ilmu hewan merasa kagum memperhatikan susunan anggota tubuh masing-masing hewan itu sehingga ia dapat bertahan atau menghindarkan diri dari musuhnya yang hendak membinasakannya. Hal itu semua menunjukkan kekuasaan Allah, ketelitian dan kekukuhan ciptaan-Nya. Manusia bagaimana pun tinggi ilmu dan teknologinya tidak dapat menciptakan sesuatu seperti ciptaan Allah,

Di bawah ini merupakan beberapa binatang disebutkan dalam Al- Qur'an, antara lain:
a. Unta : al-Gāsyiyah/88: 17
b. Semut : an-Naml/27: 18
c. Lebah : an-Nahl/16: 68
d. Laba-laba : al-‘Ankabūt/29: 41
e. Kuda : Sād/38: 31 – 33
f. Ikan Besar : as-Sāffāt/37: 142
g. Burung (umum) : al-Mulk/67: 19
Dan masih banyak lagi.

C. Eksistensi binatang sebagai tanda-tanda kekuasaan Allah

    Ayat yang secara langsung menjelaskan hal ini adalah Surah al-Jāsiyah/45: 4:
Allah SWT berfirman:
وَفِيْ خَلْقِكُمْ وَمَا يَبُثُّ مِنْ دَآ بَّةٍ اٰيٰتٌ لِّقَوْمٍ يُّوْقِنُوْنَ ۙ 
Artinya:
"Dan pada penciptaan dirimu dan pada makhluk bergerak yang bernyawa yang bertebaran (di bumi) terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) untuk kaum yang meyakini," (QS. Al-Jasiyah 45: Ayat 4).

    Penciptaan manusia sebagai tanda kekuasaan Allah jelas telah banyak diuraikan oleh para ulama. Bagaimana penciptaan binatang sebagai tanda kekuasaan Allah belum mendapatkan apresiasi yang sewajarnya. Hal ini dapat dimaklumi karena untuk dapat memahami dunia binatang dibutuhkan pengetahuan bidang lain khususnya salah satu bagian dari bidang biologi, yaitu Zoologi. Namun demi￾kian, bukan berarti tidak ditemukan sama sekali penjelas￾an para ahli menyangkut hal tersebut. Ayat yang senada terdapat pada Surah asy-Syūrā/42: 29. Al-Qur′an sendiri menegaskan bahwa diciptakannya alam semesta dengan segala isinya termasuk binatang adalah untuk kepentingan manusia. Hal ini ditegaskan dalam Surah al-Baqarah/2: 29. Eksistensi semua makhluk hidup merupakan bukti kemahakuasaan Allah SWT. Di antara alasannya adalah setiap ciptaan Allah mencirikan perencanaan sang Pencipta. Sehingga penciptaan binatang-binatang juga bagian dari upaya untuk memperlihatkan kecanggihan, ketepatan, dan kecerdasan Allah SWT  yang tidak terbatas.
 
    Sebagai contoh sementara ahli menyebut bahwa ada lebih dari sejuta jenis binatang yang telah dikenal oleh manusia. Di antaranya ada yang telah punah dan ada juga yang baru ditemukan. Secara umum dapat dikatakan bahwa ada enam kelompok utama binatang yang telah dikenal manusia:

a. Mamalia
b. Burung
c. Ikan
d. Serangga
e. Reptil
f Amphibi
Mamalia ada sekitar 4200 jenis, burung 8600 jenis, ikan 2300 jenis, serangga 9500 jenis, ampibi 3000 jenis dan binatang lunak yang tidak bertulang 227.000 jenis.

    Salah satu cara untuk memahami bahwa hewan-hewan tersebut diciptakan untuk kepentingan manusia adalah apa yang mereka produksi lebih banyak dari apa yang semestinya mereka lakukan untuk regenerasi satu jenis binatang. Sebagai contoh, ayam kalau hanya untuk kepentingan regenerasi jenisnya tentu hanya akan bertelur beberapa saja. Faktanya satu ekor ayam yang masih produktif dapat menghasilkan ratusan butir telur. Demikian pula sapi perah yang diambil manfaat susunya. Kalau hanya untuk kepentingan reproduksi tentu akan beberapa liter saja yang dia produksi. Kenyataan menunjukkan seekor sapi perah yang masih produktif dengan kualitas yang baik dapat menghasilkan lebih dari yang dia butuhkan untuk regenerasi. Itu baru dari satu segi pemanfaatannya, yaitu untuk konsumsi manusia.

Demikian yang dapat saya sampaikan, apabila ada kesalahan dalam penulisan kata saya mohon maaf dan kepada Allah saya mohon ampun.


Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh